Sunday, March 16, 2014
Tukang Gunting Rambut
Seorang laki-laki bernama Manan pergi ke sebuah kedai
gunting rambut untuk memotong rambut dan janggutnya. Dia pun memulai sedikit
perbualan yang hangat dengan tukang gunting yang melayaninya. Berbagai macam
topik dibincangkan, hingga akhirnya Tuhan jadi subjek perbualan.
Tukang Gunting: "Encik, saya ini tidak percaya kalau
Tuhan itu ada seperti yang encik katakan tadi."
Mendengar ungkapan itu, Manan terkejut dan bertanya,
"Mengapa anda berkata demikian?"
"Mudah saja,cuba encik menjengok ke luar tingkap itu
dan sedarlah bahwa Tuhan itu memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika
Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa banyak anak yang
terbiar?. Jika Tuhan itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Tuhan apa
yang mengizinkan semua itu terjadi..." ungkap si tukang gunting dengan
nada yang tinggi dan angkuh.
Manan pun berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan oleh
tukang gunting. Namun, ia sama sekali tidak memberi respon atau jawapan agar
perbincangan tersebut tidak menjadi hangat lagi.
Ketika tukang gunting selesai melakukan pekerjaannya, Manan
pun berjalan keluar dari kedai tersebut. Baru beberapa langkah, dia bertembung
dengan seorang laki-laki berambut panjang dan janggutnya pun lebat. Sepertinya
ia sudah lama tidak pergi ke kedai gunting rambut dan itu membuatkannya
terlihat tidak kemas.
Manan kembali masuk ke dalam kedai dan kemudian berkata
kepada tukang gunting, "Tukang gunting itu sebenarnya tidak ada
sepertimana yang anda kata bahawa Tuhan itu tidak ada!"
Si tukang gunting pun terkejut dengan perkataan Manan
tersebut.
"Bagaimana mungkin mereka tidak ada, buktinya adalah
saya. Saya ada di sini dan saya adalah seorang tukang gunting" sanggahnya
si tukang gunting.
Manan kembali berkata tegas, "Tidak, mereka tidak ada.
kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang yang berambut panjang dan berjanggut
lebat. Contohnya lelaki di luar itu."
"Ah, anda merepek saja. Tukang gunting selalu ada di
mana-mana. Yang terjadi pada lelaki itu adalah bahawa dia tidak mau datang ke
kedai saya untuk di gunting rambut dan bercukur." jawabnya tenang sambil
tersenyum.
Tegas Manan "Tepat sekali! Itulah jawapannyanya untuk
soalan anda kepada saya tadi. Tuhan itu memang ada. Yang terjadi pada umat
manusia itu adalah kerana mereka tidak mau datang mencari dan menemui-Nya.
Itulah sebabnya mengapa begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini ..."
Mendengar jawapan dari Manan tersebut menyebabkan si tukang
gunting diam membisu tidak terkata.
Tauladan kisah diatas;
Dari cerita diatas ini, dapat kita simpulkan bahawa kita
sebenarnya lupa akan Tuhan, tetapi Tuhan tidak lupa akan kita. Hanya bila kita
sakit atau susah barulah kita mengingatiNya sedangkan apabila kita hidup senang
dan sihat kita lupa akan kewujudanNya. Renungkanlah seketika.
Berapa banyak
kalikah kita memujinya pada setiap hari? Dan berapa banyak kalikah kita memuji
diri kita dan diri orang lain setiap hari? Dan apabila kita memuji Tuhan
sesudah sembahyang, adakah kita memujiNya dengan bersungguh-sungguh sepertimana
kita memuji diri seseorang tokoh?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment