Saturday, December 6, 2014
Hati Seorang Ayah
Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya
kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap
wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbongkok-bongkok,
disertai suara batuk-batuknya.
Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya: "Ayah,
mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian
membongkok?"
Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang berehat di
beranda.
Si ayah menjawab: "Sebab aku lelaki."
Anak perempuan itu berkata sendirian: "Saya tidak
mengerti".
Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya
termenung rasa kebingungan.
Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya itu,
terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah mengatakan: "Anakku, kamu
memang belum mengerti tentang lelaki."
Demikian bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu bertambah
kebingungan.
Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu mendapatkan
ibunya lalu bertanya kepada ibunya: "Ibu, mengapa wajah Ayah jadi
berkerut-merut dan badannya kian hari kian membongkok? Dan sepertinya ayah
menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"
Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang lelaki yang
benar-benar bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."
Hanya itu jawapan si ibu. Si anak itupun kemudian membesar
dan menjadi dewasa, tetapi dia tetap juga masih tercari-cari jawapan, mengapa
wajah ayahnya yang tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi
membongkok?
Hingga pada suatu malam, dia bermimpi. Di dalam impian itu
seolah- olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan
kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimah
sebagai jawapan rasa kebingungannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan lelaki, aku membuatnya sebagai
pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia
senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap hujungnya, agar keluarganya
merasa aman, teduh dan terlindung."
"Ku ciptakan bahunya yang kuat dan berotot untuk
membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup
kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Ku berikan kemahuan padanya agar selalu berusaha
mencari sesuap nasi yang berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal
dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat
cercaan dari anak-anaknya".
"Ku berikan keperkasaan dan mental baja yang akan
membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya
tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah
kuyup kedinginan dan kesejukan kerana tersiram hujan dan dihembus angin, dia
relakan tenaga perkasanya dicurahkan demi keluarganya, dan yang selalu dia
ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan
hasil dari jerih- payahnya."
"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan yang
akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa
adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan
kesakitan kerapkali menyerangnya".
"Ku berikan perasaan cekal dan gigih untuk berusaha
berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi
apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai
hatinya.
Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan
perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta
sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang
menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling
mengasihi sesama saudara."
"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk
memberikan pengertian dan kesedaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan
saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dikotak-katikkan oleh
anak-anaknya."
"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk
memberikan pengetahuan dan menyedarkan, bahawa isteri yang baik adalah isteri
yang setia terhadap suaminya, isteri yang baik adalah isteri yang senantiasa
menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka mahupun duka,
walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling
melengkapi serta saling menyayangi."
"Ku berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti,
bahawa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya fikirnya untuk mencari dan
menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan
badannya yang terbongkok agar dapat membuktikan, bahawa sebagai lelaki yang
bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan
sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi
kelanjutan hidup keluarganya."
"Ku berikan kepada lelaki tanggungjawab penuh sebagai
pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga (seri / penyokong), agar dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki
oleh lelaki, walaupun sebenarnya tanggungjawab ini adalah amanah di dunia dan
akhirat."
Terkejut si anak dari tidurnya dan segera dia berlari,
berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik
ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak itu menggenggam dan
mencium telapak tangan ayahnya.
"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, ayah."
Bila ayah anda masih hidup jangan sia-siakan kesempatan
untuk membuat hatinya gembira. Bila ayah anda telah tiada, jangan putuskan tali
siratulrahim yang telah dirintisnya dan doakanlah agar Tuhan selalu menjaganya
dengan sebaik-baiknya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment