Saturday, January 24, 2015
Kemaafan dan Terima Kasih.
Ini adalah sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang
sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar,
dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, berasa sakit hati,
tapi tanpa berkata apa-apa pun, dia menulis di atas pasir ...
HARI INI, SAHABAT
TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemui sebuah oasis, di mana
mereka membuat keputusan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan
terluka hatinya, cuba berenang namun nyaris tenggelam dan lemas, tetapi berjaya
diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai sedar dari lemas dan rasa takut
sudah hilang, dia menulis di atas sebuah batu ...
HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU
MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya,
"Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir, dan
sekarang kamu menulis di batu?"
Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang
sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf
datang menghembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar
biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak hilang
ditiup angin."
Moral:
Dalam hidup ini sering timbul berbeza pendapat dan konflik
kerana sudut pandangan yang berbeza. Oleh sebab itu, cubalah untuk saling
memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis di atas pasir.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment