Thursday, March 12, 2015
Ulat dan Pohon Mangga
Seekor ulat yang kelaparan terdampar di tanah tandus. Dengan
lemas ia menghampiri pohon mangga sambil berkata, “Aku lapar, bolehkah aku
makan daunmu?”
Pohon mangga menjawab, “Tanah di sini tandus, daunku pun
tidak banyak. Apabila kau makan daunku, nanti akan berlubang dan tidak
kelihatan cantik lagi. Lalu aku mungkin akan mati kekeringan.
Hmmm… tapi
baiklah, kau boleh naik dan memakan daunku. Mungkin hujan akan datang dan
daunku akan tumbuh kembali.”
Ulat naik dan mulai makan daun-daun. Ia hidup di atas pohon
itu sampai menjadi kepompong dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang
cantik.
“Hai pohon mangga, lihatlah aku sudah menjadi kupu-kupu.
Terima kasih kerana telah mengizinkan aku hidup di tubuhmu. Sebagai balas budi,
aku akan membawa debunga hingga bungamu dapat berbuah.”
Dalam hidup kita sering memperhitungkan untung rugi
pengorbanan yang dilakukan. “Jika saya memberi, saya akan kekurangan. Bagaimana
mengatasinya?” Atau, “Bagaimana kalau ternyata saya ditipu?”
Bila ingin memberi, lakukan saja
kerana semuanya akan kembali ke kita juga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment