Saturday, March 14, 2015
Ya Tuhanku, Kenapa Engkau Tidak Menolongku?
Ada seorang lelaki yang tinggal di dekat sebuah sungai. Musim hujan sudah bermula. Hampir tidak ada
hari tanpa hujan baik hujan rintik-rintik maupun hujan lebat.
Pada suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Kerana
hujan turun dengan lebat tanpa berhenti, aras air sungai semakin lama semakin
naik, dan akhirnya terjadilah banjir.
Saat itu banjir sudah sampai ketinggian lutut orang dewasa.
Daerah tersebut perlahan-lahan mulai tenggelam. Orang-orang sudah banyak yang
mulai meninggalkan daerah tersebut, takut kalau permukaan air semakin tinggi.
Berbeza dengan orang lain, lelaki tersebut tampak tenang
tinggal dirumah. Akhirnya datanglah loripenyelamat berhenti di depan rumah
lelaki tersebut.
“Tuan, cepat masuk naik lori ini, tidak lama lagi banjir akan
semakin teruk”, teriak salah seorang penyelemat itu.
Si lelaki menjawab: “Tidak, terima kasih, anda terus saja
menolong yang lain. Saya pasti akan diselamatkan Tuhan. Saya ini kan sangat
rajin berdoa.”
Setelah beberapa kali dipujuk, akhirnya lori tersebut meneruskan
perjalanan untuk menolong yang lain.
Permukaan air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1.5
meter. Lelaki tersebut masih di rumah, duduk di atas almari. Datanglah pula
pasukan penyelamat dengan perahu penyelamat dan berhenti di depan rumah lelaki
tersebut.
“Tuan, cepat ikut kami, naik perahu ini. Keadan semakin
tidak terkawal. Kemungkinan air akan semakin tinggi.”
Sekali lagi lelaki tersebut berkata: ” Terima kasih, tidak payah
menolong saya, saya orang yang beriman, saya yakin Tuhan akan selamatkan saya
dari keadaan ini.”
Sudahnya pasukan penyelamat pergi tanpa dapat membawa lelaki
tersebut.
Ramalan banjir akan semakin buruk ternyata menjadi kenyatan.
Ketinggian air sudah sedemikian tinggi sehingga air sudah hampir menenggelamkan
rumah-rumah disitu. Lelaki itu kelihatan terus berdoa di atas bumbung rumahnya.
Datanglah sebuah helikopter serta pasukan penyelamat. Pasukan
penyelamat melihat ada seorang lelaki duduk di atas bumbung rumahnya. Mereka
melempar tangga tali dari pesawat. Dari atas terdengar suara dari pembesar
suara; ” Tuan, cepat pegang tali itu dan naiklah kesini.“
Sekali lagi lelaki
tersebut menjawab dengan berteriak; “Terima kasih, tidak perlu anda susah-susah
menolong saya. Saya orang yang beriman dan rajin berdoa. Tuhan pasti akan
menyelamatkan saya.”
Ketinggian banjir semakin lama semakin tinggi, dan akhirnya
seluruh rumah di daerah tersebut sudah ditenggelami air.
Bagaimana nasib lelaki tersebut?
Lelaki tersebut akhirnya mati tenggelam.
Di akhirat dia dihadapkan pada Tuhan. Lelaki ini kemudian
mulai berbicara dengan nada protes; ”Ya Tuhan, aku selalu berdoa padamu, selalu
ingat padamu, tapi kenapa aku tidak engkau selamatkan dari banjir itu?”
Tuhan menjawab dengan singkat; “Aku selalu mendengar
doa-doamu, untuk itulah aku telah mengirimkan lori, kemudian perahu dan
terakhir pesawat helikopter. Tetapi kenapa kamu tidak ikut salah satupun?”
Pelajaran: Demikianlah juga dalam kehidupan ini, kita
bekerja dan selalu memohon doa kepada Allah S.W.T. Dan Allah sentiasa mengirimkan
“lori”, “perahu”, dan “helikopter” kepada kita, tapi kenapa kita tidak menyedarinya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment