Sunday, March 19, 2017
Anak Burung Gagak
Seorang ulama dari Syria bercerita tentang doa yang selalu
ia baca. Ia selalu mengucapkan doa seperti berikut ini.
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ
ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙََ
Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi
rezeki kepada bughats.
Apakah "bughats" itu?
Dan bagaimana kisahnya?
"Bughats" anak burung gagak yang baru menetas.
Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang
disebut "bughats".
Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab). Apa perbezaan antara bughats dan ghurab?
Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru
menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu.
Kulitnya berwarna putih. Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya,
hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari
kejauhan saja.
Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu
tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.
Lalu bagaimana ia makan dan minum...? Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya,
kerana Dialah yang telah menciptakannya.
Allah menciptakan _aroma_ tertentu yang keluar dari tubuh
anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu
berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan keperluan anak gagak
dan ia pun memakannya.
ماشاءالله
Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi
hitam, kerana bulunya sudah tumbuh.
Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun
mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk membolehkn ia terbang mencari
makan sendiri.
Secara automatik aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang
dan serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.
Dia-lah Allah, Ar Razaq, Yg Maha Penjamin Rezeki.
... نَحْنُ
قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
... Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia ... (QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)
Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, selama
engkau menjaga ketakwaanmu kepada Allah, sebagaimana sabda Rasulullah
shalallahu 'alaihi wassalam:
"Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam
qalbuku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya.
Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kepada
Allah. Jangan sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan
cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang
ada di sisi Allah kecuali dengan mentaatinya."
Jadi tidaklah wajar bagi orang-orang yang beriman berebut
rezeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara
memperolehnya.
Mari merenung diri, apakah muamalah dan pekerjaan yang kita
lakukan ini sudah sesuai hukum الله
atau belum. Mengetahui status hukum perbuatan dulu baru berbuat.
Itulah sikap selayaknya seorang muslim.
اَللّٰهُمَّ
اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ
بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.
“Ya Allah, berilah aku kecukupan
dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah
aku kekayaan dengan kurniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain,
selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)
Oleh sebab itu wahai kaum muslim, janganlah kita takut akan
kurangnya rezeki, Allah Subhanahuwata'ala sudah mengatur rezeki. Sedarilah
kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah (menerima) dalam
mensyukuri nakmat. Perbanyaklah bersyukur dan beristighfar agar kita disayang
Allah Subhanahuwata'ala.
Semoga hidup kita dicukupkan oleh rezeki yang halalan
thoyyiban dan dipenuhi keberkatan didalam mencari kurnia Allah
Subhanahuwata'ala diatas muka bumi ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment